Kenapa karambol merupakan olahraga yang merakyat?
Karena karambol bukan olahraga biasa, ia olahraga yang membuat banyak
pria menjadi makhluk yang lebih cekatan, fokus, jago menyentil, dan
yang lebih penting: peka terhadap “lubang”.
Lebih dari itu, karambol juga rasanya pantas diangkat menjadi olahraga nasional, setidaknya ada beberapa alasan, di antaranya :
Karambol adalah olahraga yang komunal
Tinju, sepakbola, catur, bulutangkis… olahraga macam apa itu?
Olahraga kok cuma dua pemain, dua tim, dua kubu. Serangannya juga cuma
dua arah. Kalau nggak si A nyerang si B, paling yo sebaliknya, Si B
nyerang si A. Persis kayak pertarungan Partai Demokrat melawan Partai Republik di Amerika Serikat sana. Sangat tidak ngindonesia. Sangat tidak partisipasif.
Padahal kita semua tahu, bahwa Indonesia adalah negara yang sangat
menjunjung persatuan dan kebersamaan. Terutama dalam aspek pembangunan.
Semakin banyak yang terlibat, semakin baik.
Nah, karambol sadar benar akal hal itu, itulah mengapa karambol
didesain sedemikian rupa agar bisa dimainkan oleh empat pemain, empat
kubu (bukan hanya dua). Serangannya pun bukan cuma serangan dua arah,
melainkan serangan ke empat penjuru mata angin.
Dalam karambol, prinsip kebersamaan dijaga sebegitu eratnya.
Kalah-menang itu nomor sekian, yang terpenting semuanya bisa ikut
berpartisipasi dalam permainan.
Karambol berani menggebrak pakem
Dalam satu set, lapangan tenis berkali-kali dipel agar lantainya
tidak licin. Dalam sepakbola sepatu yang dipakai para pemain sengaja
didesain dilengkapi dengan pul agar tidak licin saat berlari di rumput.
Di ajang balapan, para rider selalu memakai ban khusus saat hujan agar
tidak licin. Ya, licin seakan-akan menjadi musuh bagi banyak cabang
olahraga. Tapi tidak bagi karambol. Karena dalam Karambol, licin adalah
teman, slick are friends.
Maka jangan heran jika dalam permainan karambol, kristal dan tepung
perlu sesekali ditaburkan di atas papan. Tujuannya apa? Ya biar licin.
Bisa dibayangkan, betapa hebatnya karambol karena berani menggebrak
pakem olahraga yang biasanya sangat anti-kelicinan. Dalam karambol,
aspek tak baik seperti kelicinan bukannya dilawan, tapi justru
dirangkul.
Ini menjadi bukti shahih, bahwa karambol adalah permainan yang
anti-mainstream. Tidak mengikuti arus pakem tertentu. Karena penggagas
karambol sadar, hanya tai dan ikan mati saja yang selalu bergerak mengikuti
arus.
Karambol mengajarkan filosofi syukur dan nilai-nilai sosial
Dalam karambol, ada aturan dimana para pemain hanya boleh memasukkan
koin yang berada di luar kotak areanya sendiri. Kalau ia ingin menembak
koin yang berada di areanya sendiri, ia tidak boleh menembaknya secara
langsung, melainkan harus ngeban (memantulkan) gacuknya ke papan pantul
milik lawan.
Aturan ini seakan menyindir kita para manusia, bahwa sejatinya, kita tak boleh kemaruk.
Terkadang, segala sesuatu yang ada di hadapan kita tak selalu bakal
menjadi milik kita. Karena sejatinya, semua sudah diatur jatah dan
porsinya.
Aturan karambol ini juga mengajarkan kepada kita, bahwa di dunia ini
kita tidak bisa mendapatkan segala sesuatunya sendiri, sebagai makhluk
social, kita akan selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Pada titik ini, sudah sangat jelas, bahwa karambol bukan sekadar
olahraga, namun juga bisa menjadi mentor sosial-spiritual yang baik dan
filosofis.
Karambol itu Sopan.
Bisa dibilang, karambol adalah olahraga yang menjunjung tinggi
kesopanan. Kenapa? Karena karambol adalah olahraga yang sunnahnya
dilakukan sambil lesehan.
Seperti yang kita tahu, lesehan tak selamannya berarti lemah, tidak
digdaya, marjinal, dan lain sebagainya. Ada kalanya, lesehan adalah
pewujudan sikap sederhana dan sopan dalam bentuk yang paripurna. Dan
sekali lagi, karambol sangat merepresentasikan hal itu.
Eh..tapi mas, bukankah selain karambol, catur juga bisa dimainkan sambil
lesehan? Iya, memang bisa, tapi ya balik lagi ke poin pertama tadi,
catur pemainnya cuma dua orang, padahal lesehan itu juga simbol
reriungan, kesederhanaan yang dibalut kebersamaan. Lha kalau sudah
lesehan tapi masih tetep egois, terus apa gunanya?
Karambol benar-benar merakyat
Ini poin yang paling penting, karambol adalah olahraga yang merakyat.
Buktinya, sarana olahraga yang paling lumrah dan banyak disediakan di
pos-pos ronda di seluruh lingkungan RT di Indonesia adalah papan
karambol. Bukan meja biliar, lapangan futsal, ring tinju, apalagi lintasan sirkuit.
Nah, pembaca, itulah beberapa sebab mengapa Karambol patut
dipertimbangkan sebagai olahraga nasional yang merakyat dan patut untuk
diberdayakan.
Wahai para praktisi karambol di seluruh tanah air, bersatulah!
Perjuangkan tuntutan kalian agar karambol kelak bisa dimasukkan dalam
daftar olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional.
Salam karambol, salam bersahaja.